4 Risiko Bisnis Online dan Cara Menanganinya

Bisnis online menjadi pilihan banyak orang untuk membangun usaha sendiri di era digital seperti sekarang. Jika di-break down lagi, jenis bisnis online ini pun cukup banyak bentuknya. Mulai dari membuka online shop melalui Instagram, mendirikan website e-commerce, hingga memasang iklan di blog. Meski terdengar praktis karena segala sesuatunya dilakukan melalui ranah online, sebenarnya bisnis online juga memiliki risiko—sama seperti bisnis pada umumnya.

Kabar baiknya, risiko-risiko ini bisa Anda antisipasi sejak dini sehingga Anda tahu langkah atau manajemen risiko apa yang harus diambil. Dengan begitu, bisnis online dapat berjalan lancar dan Anda bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.
risiko bisnis, manajemen risiko, risiko perubahan modal, bisnis, bisnis online, risiko bisnis online, online shop, accounting, akuntansi, tips bisnis, tips bisnis onlineSama seperti bisnis pada umumnya, bisnis online juga memiliki risiko tersendiri. (Image Source: Unsplash)

  1. 1.) Terjadinya hit and run

    Karena bisnis terjadi di ranah online, Anda pun tidak bisa bertemu langsung dengan pelanggan Anda. Padahal, kepercayaan antara pembeli dan penjual bisa lebih mudah tercipta jika bertatap muka. Kurangnya kepercayaan inilah yang bisa berpotensi menimbulkan terjadinya penipuan.

    Salah satu kasus yang paling sering terjadi dalam bisnis online adalah hit and run. Pada kasus ini, seorang pelanggan biasanya terkesan bersemangat menanyakan produk tertentu kepada Anda melalui chat. Ia bahkan juga meminta Anda untuk menjumlahkan total belanjaan dan meminta dikirimkan nomor rekening untuk transfer. Namun, setelah Anda melakukan seluruh permintaan tersebut, pelanggan justru mendadak hilang atau kabur begitu saja dan tidak menjawab pesan Anda.

    Anda memang tidak mengalami rugi material, tapi waktu Anda bisa terbuang percuma. Terlebih, bagaimana jika Anda sudah men-keep suatu produk karena pelanggan A berjanji membayarnya, tapi ketika ada pelanggan B yang memesan produk tersebut, Anda pun tak bisa menjualnya? Namun, karena pelanggan A menghilang, Anda jadi kehilangan kesempatan menghasilkan penjualan melalui pelanggan B.

    Untuk menghindari terjadinya hit and run, Anda bisa membuat aturan yang jelas, tegas, dan pastikan aturan tersebut tidak bermakna ganda. Sering-seringlah posting mengenai cara order, sistem pembayaran, pengiriman, hingga konsekuensi melakukan hit and run. Jika ada pelanggan yang melakukannya, Anda berhak untuk mem-blacklist. Lalu, saat Anda melakukan giveaway, mereka tidak akan mungkin Anda jadikan pemenang.

  2. 2.) Persaingan yang sangat ketat

    Seiring berjalannya waktu, jumlah bisnis online semakin banyak saja. Dikutip dari Liputan6.com, data dari BPS menunjukkan bahwa per 2016 lalu jumlah e-Commerce di Indonesia sudah mencapai 26,2 juta. Artinya, Anda memiliki banyak saingan dalam menjalankan bisnis online. Di satu sisi, tentu saja hal ini menjadi suatu risiko bisnis yang serius. Namun, di sisi lain, persaingan yang ketat dapat memacu Anda untuk terus memberikan produk dan layanan yang berbeda dan tetap relevan bagi pelanggan. Jika tidak, bisnis online Anda tidak akan bisa stand out.

    Nah, karena persaingan yang cukup ketat tersebut, risiko bisnis online lain yang mungin akan dihadapi adalah susahnya menemukan niche yang tepat. Terlebih jika sudah ada nama-nama besar yang cukup mendominasi industri bisnis Anda.

    Sebagai manajemen risiko bisnis online, Anda bisa mengatasi hal tersebut dengan menargetkan audiens yang lebih spesifik. Lakukan riset konsumen secara detail untuk mengetahui pain points dan kebutuhan target pelanggan, lalu rancang solusi yang tepat. Tentunya hal ini membutuhkan proses yang tidak sebentar. Tapi jika Anda juga mengimbanginya dengan strategi pemasaran yang menarik, lama kelamaan bisnis online Anda pasti akan semakin dikenal sehingga dapat bertahan di tengan persaingan.

  3. 3.) Permintaan pasar yang berubah-ubah

    Tingginya permintaan pasar sebetulnya merupakan suatu hal yang baik. Namun, jika tidak dikelola secara tepat, hal tersebut bisa menjadi risiko bisnis online. Apalagi jika permintaan pasar cenderung berubah-ubah sedangkan barang yang Anda jual tidak selalu ready. Biasanya, risiko seperti ini terjadi pada industri bisnis online tertentu seperti fesyen.

    Kasus yang cukup sering terjadi adalah ketika ada tren baru muncul, pelanggan kemungkinan besar akan memilih untuk membeli produk ke bisnis online yang sudah punya stok. Alhasil, Anda bisa kehilangan pelanggan potensial. Bayangkan jika hal ini terjadi berulang kali setiap ada tren baru muncul, tentu akan sangat disayangkan, bukan?

    Nah, kunci manajemen risiko bisnis satu ini adalah menyediakan stok dalam jumlah tepat. Tujuannya agar bisa terus memenuhi permintaan pasar. Namun, bagi Anda yang pemula atau baru saja terjun ke bisnis online, sebaiknya pilihlah produk yang trennya berjalan agak lama atau produk yang selalu dicari pelanggan agar Anda tidak kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar. Beberapa contohnya seperti casing laptop, buku, atau seprai kasur.

  4. 4.) Ekspektasi yang kurang realistis

    Bisnis online dapat memberikan keuntungan yang cukup menjanjikan. Tentunya ada banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut dan dibutuhkan proses yang tidak instan untuk mencapainya. Sayangnya, masih banyak yang menganggap sebaliknya. Alhasil, para pelaku bisnis online jadi cenderung punya ekspektasi yang kurang realistis. Biasanya, hal seperti ini sering terjadi pada startup. Mereka ingin bisa segera masuk ke pasar secepat mungkin, membuktikan diri, dan mendapat keuntungan.

    Alhasil, mereka tidak mengalokasikan waktu dengan benar dan tidak benar-benar mengetahui apa yang ingin mereka buat serta jual. Untuk risiko bisnis online semacam ini, tidak ada cara selain mengevaluasi target bisnis yang sudah dibuat. Sesuaikan kembali dengan resource dan kemampuan Anda, lalu tetapkan target waktu yang realistis. Jangan sampai Anda terlalu memaksakan diri sehingga bisnis Anda jadi tidak terkelola dengan baik.

Selain berbagai poin di atas, risiko bisnis online lain yang juga kerap dialami adalah pengelolaan keuangan. Masih banyak pebisnis online yang cenderung mengelola secara apa adanya sehingga berakhir keteteran.

Agar hal tersebut tak terjadi pada bisnis online Anda, sebaiknya gunakan software Mekari Jurnal yang dapat membantu menghitung keuangan secara otomatis. Seluruh data juga tersimpan di cloud sehingga Anda dapat mengaksesnya dengan mudah dari mana pun dan kapan pun. Yuk, daftar sekarang juga!

WhatsApp WhatsApp Sales