4 Cara Efektif Memberi Feedback yang Meningkatkan Kinerja Karyawan

Memberikan feedback untuk karyawan merupakan suatu hal yang penting. Dengan memberikan feedback, maka alur komunikasi akan tetap terjaga dan Anda juga dapat membantu kinerja karyawan untuk berkembang. Feedback juga merupakan suatu sarana untuk menciptakan situasi yang lebih konstruktif bagi perusahaan Anda.

Namun, saat ini memberikan feedback cenderung disalahartikan sebagai suatu hal yang mengerikan. Karyawan menganggap feedback sebagai tanda bahwa atasan tidak suka dengan hasil kerjaan mereka. Nah, untuk memberikan feedback yang dapat meningkatkan kinerja karyawan secara efektif tanpa terkesan intimidatif, Anda dapat mengikuti beberapa tips berikut.
kinerja karyawan, feedback performa, mengukur kinerja karyawan, karyawan, feedback, feedback karyawan, HR, HRDDengan memberikan feedback, alur komunikasi akan tetap terjaga dan Anda dapat membantu karyawan untuk berkembang. (Image source: Unsplash)

  1. Beri feedback yang jelas dan spesifik

    Hal yang perlu diingat saat memberikan feedback adalah dengan menyampaikannya sespesifik mungkin. Tujuannya adalah untuk menghindari salah paham dan ketidakjelasan. Di samping itu, jika feedback yang diberikan kurang spesifik, alih-alih mengerti permasalahannya, karyawan Anda justru merasa bingung dan hal tersebut akan mengurangi urgensi feedback Anda.

    Sebagai contoh, saat karyawan Anda selesai melakukan presentasi dan Anda merasa ada yang mengganjal dari presentasi tersebut, secara refleks mungkin Anda akan mengatakan bahwa mereka dapat melakukannya lebih baik lagi. Feedback semacam ini termasuk tidak spesifik. Beragam pertanyaan bisa timbul di benak karyawan Anda: bisa lebih baik lagi, bagaimana caranya?

    Daripada melontarkan feedback yang meragukan, Anda bisa memuji bagian yang menurut Anda baik dalam presentasi karyawan Anda. Setelah memberikan pujian, Anda bisa mengimbanginya dengan komentar membangun. Komentar membangun ini berisi hal-hal yang Anda anggap kurang beserta solusinya. Dengan demikian, karyawan Anda akan merasa terbantu.

  2. Harus komunikatif

    Untuk membuat sebuah feedback tidak terdengar seperti sebuah hal yang negatif, Anda harus menciptakan suasana di mana karyawan Anda tidak merasa sedang dihakimi. Oleh karena itu, Anda harus pandai menempatkan diri. Sampaikan feedback Anda dalam bentuk percakapan yang memungkinkan karyawan Anda memberikan tanggapan.

    Dengan memberi karyawan Anda ruang untuk menanggapi, Anda juga akan mendapatkan feedback atas kinerja Anda. Hal ini jelas berguna untuk mengembangkan kemampuan Anda. Situasi ini akan memungkinkan Anda untuk lebih mudah mengukur kinerja karyawan, karena sense of belonging karyawan Anda terhadap perusahaan terjaga dengan baik.

    Menciptakan situasi di mana setiap orang dalam perusahaan merasa leluasa dalam menyampaikan dan menerima feedback mungkin akan terasa mudah. Namun, jika Anda benar-benar menyisihkan waktu untuk itu, bersiaplah untuk mendapatkan suasana kerja yang lebih konstruktif. Suasana demikian tentu akan membantu perusahaan Anda bergerak lebih maju.

  3. Fokus pada masalahnya, bukan pada orangnya

    Kunci dari memberikan feedback yang membangun adalah dengan “menghilangkan” pihak yang bersangkutan. Maksudnya, Anda harus memisahkan antara subjek yang diberi feedback dengan performanya yang perlu diberi feedback. Jika Anda berhasil melakukannya, karyawan Anda tidak akan merasa diserang.

    Hal ini mungkin akan terasa sulit karena presensi seseorang dapat langsung dilihat dan dirasakan, sementara performa seseorang tidak segamblang itu. Anda dapat memulai dengan memberikan feedback performa karyawan Anda, jangan lupakan data dan fakta terkait dengan performanya. Dengan memberikan data, Anda akan terlihat memahami permasalahannya dan peduli terhadap karyawan Anda.

    Sebagai contoh, saat Anda melihat kinerja karyawan Anda di bawah ekspektasi Anda, jangan langsung mengatakan Anda kecewa. Ada baiknya Anda menjabarkan ekspektasi Anda terlebih dahulu, menyebutkan data yang terkait dengan permasalahnnya, baru berikan feedback performanya. Jangan lupa pula untuk mengingatkan kualitas diri karyawan Anda.

  4. Jangan lupa follow up

    Setelah memberikan feedback, Anda mungkin merasa bahwa tugas Anda sudah selesai. Namun, ternyata anggapan tersebut salah. Saat memberikan feedback Anda juga bertanggung jawab atas apa yang telah Anda sampaikan pada saat itu. Di samping itu, jika Anda mememberikan ruang bagi karyawan Anda untuk menanggapi feedback yang diterima, Anda juga perlu merefleksikannya.

    Posisi Anda yang lebih tinggi daripada karyawan Anda tidak lantas memperbolehkan Anda untuk bersikap defensif terhadap feedback yang Anda peroleh. Di saat karyawan Anda melihat Anda menerapkan apa yang telah Anda sampaikan, serta tanggapan mereka, maka karyawan Anda akan merasa dihargai dan memiliki kontribusi aktif bagi perusahaan.

    Follow up setelah pemberian feedback penting adanya. Tanpa adanya follow up, karyawan Anda akan merasa dilepaskan tanpa petunjuk. Hal ini jelas berbahaya karena feedback Anda justru menjadi tanpa arti.

Feedback merupakan sebuah alat untuk mengukur kinerja karyawan. Namun, beberapa salah mengartikannya sebagai ajang untuk menjatuhkan. Padahal, dengan memberikan feedback yang meningkatkan kinerja karyawan, Anda dapat menjaga alur komunikasi yang baik dalam perusahaan Anda.

Selain itu, Anda juga dapat berperan aktif dalam meningkatkan performa karyawan. Memberi feedback yang membangun pada karyawan Anda mungkin bukan perkara yang mudah, terutama di saat Anda menghadapi situasi yang asing bagi Anda. Tips di atas dapat menjadi panduan bagi Anda. Untuk membantu melacak performa kinerja karyawan, Anda bisa menggunakan software Talenta. Hubungi Talenta di sini sekarang!

WhatsApp WhatsApp Sales