Keterkaitan Antara Praktik Akuntansi pada UKM Terhadap Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit, peranan bank bertindak sebagai salah satu pemberi kredit. Dalam hal ini, bank harus yakin akan kemampuan dan kemauan nasabah untuk mengembalikan pinjaman beserta bunga secara tepat waktu sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan oleh bank. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan kinerja keuangan atau biasa disebut dengan rasio keuangan dari calon debitur sebagai bahan pertimbangan. Salah satu bentuk persetujuan kredit yang diberikan oleh bank adalah kredit modal kerja. Kredit yang diberikan kepada debitur tanpa didahului oleh analisis laporan keuangan yang profesional dapat diragukan mutunya, sehingga dapat menimbulkan kredit macet dan bermasalah. Oleh karena itu, laporan keuangan memiliki kaitan yang erat dengan sebuah usaha yang dijalankan dengan pemberian kredit.

Praktik Akuntansi pada UKM yang kurang optimal, menyebabkan tidak tersampaikannya informasi akuntansi yang mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Hal ini menyebabkan kualitas laporan keuangan pada UKM masih rendah, selain itu akuntansi keuangan pada UKM di Indonesia juga memiliki banyak kelemahan. Beberapa penyebab tidak terselenggaranya praktik akuntansi secara optimal adalah:

1. Kepentingan keberadaan informasi akuntansi bagi UKM

Sebagian besar UKM tidak menganggap bahwa pemanfaatan informasi akuntansi itu penting. Selain itu kebanyakan UKM juga memandang akuntansi sebagai sesuatu yang sulit untuk dijangkau.Keputusan dalam pengelolaan usaha lebih banyak didasarkan pada informasi non-akuntansi dan pengamatan sepintas atas situasi pasar. Hal ini mendorong sebagian besar UKM tidak menerapkan praktik akuntansi secara optimal

2. Pengetahuan Akuntansi Pemilik atau Staf UKM

Salah satu kelemahan usaha kecil kebanyakan ialah mereka tidak menguasai dan tidak mempraktekkan sistem keuangan yang memadai. Pada umumnya usaha kecil tidak atau belum memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola catatan akuntansi secara ketat dan disiplin dengan pembukuan yang teratur, baik dalam bentuk harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya. Hal ini menyebabkan kebanyakan dari mereka belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha.Pemberian informasi dan sosialisasi serta jenjang pendidikan terakhir pengusaha UKM ternyata berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman pengusaha terkait SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik) sebagai dasar dalam praktik akuntansi pada UKM saat ini. Hal ini berdampak pada timbulnya beberapa persepsi dalam pengaplikasian pembukuan dan praktek akuntansi, diantaranya adalah:

A. Pertimbangan Biaya-Manfaat (cost-effectiveness) bagi UKM

Salah satu alasan tidak adanya catatan akuntansi yang memadai pada UKM adalah kebutuhan akan pengadaan catatan akuntansi yang dianggap hanya membuang-buang waktu dan biaya. Para pelaku UKM menganggap bahwa manfaat atas informasi akuntansi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan biaya yang harus mereka korbankan ketika mereka menyelenggarakan praktik akuntansi secara tepat.

Salah satu faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya tingkat penyusunan laporan keuangan pada UKM umumnya adalah adanya kewajiban UKM menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang sama dengan usaha besar. Kewajiban menggunakan standar pengukuran yang sama memberatkan UKM dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan untuk menghasilkan informasi akuntansi (laporan keuangan) UKM membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan manfaat yang dapat diperoleh dari adanya informasi akuntansi tersebut.

B. Ukuran UKM

Hubungan antara UKM dan praktik akuntansi pada bisnis UKM menunjukkan bahwa ukuran usaha perpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha UKM atas pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan. Semakin perusahaan tumbuh dan berkembang maka pengusaha akan mulai memandang pentingnya kebutuhan akan laporan keuangan.

Saat ini, pada kedua jenis kelompok usaha, baik besar maupun kecil, masih mengelola laporan keuangan secara perseorangan dengan kondisi manajemen seadanya. Selain itu, peran serta pemerintah dan masyarakat dalam mendorong praktik akuntansi di UKM juga belum maksimal.

Keterkaitan Praktik Akuntansi dan Akses Kredit UKM

Pemberdayaan UKM menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesempatan, kemampuan, dan perlindungan terhadap UKM. Pemberdayaan ini dapat dilakukan dengan cara:

  1. Penumbuhan iklim usaha yang mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah
  2. Pengembangan dan pembinaan usaha mikro, kecil, dan menengah.

Kedua hal diatas menjadi sebuah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan UKM dalam perekonomian (termasuk dunia usaha) dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis, dan berkesinambungan.

Pemberian kredit (pendanaan) bagi UKM merupakan salah satu cara yang termasuk dalam pengembangan dan pembinaan usaha mikro, kecil, dan menengah. Tujuan dari pendanaan adalah untuk:

  1. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan selain bank
  2. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga dapat diakses oleh usaha mikro, kecil, dan menengah
  3. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  4. Membantu para pelaku usaha mikro dan usaha kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank. Baik yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah.

Jenis-jenis Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM), antara lain:

  1. Kredit mikro, yaitu kredit dengan plafon Rp 0 sampai dengan maksimum Rp 50 juta
  2. Kredit kecil, kredit dengan plafon lebih dari Rp 50 juta sampai dengan maksimum Rp 500 juta
  3. Kredit menengah, yaitu kredit dengan plafon lebih dari Rp 500 juta sampai dengan maksimum Rp 5 miliar.

Penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan mempengaruhi prestasi perusahaan, khususnya bagi UKM. Dengan pemanfaatan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi akan mendukung ketepatan wirausaha dalam mempertimbangkan konsekuensi keuangan atas keputusan yang diambil.

Pembukuan dan pelaporan keuangan merupakan hal yang cukup penting dalam kegiatan pendaan UKM sebagai salah satu aktivitas pengembangan bisnis dari UKM itu sendiri. Salah satu teknik pemberian kredit yang paling banyak digunakan bank adalah financial statement lending yang didalamnya mencakup rasio keuangan sebagai dasar pemberian kredit atas informasi dari debiturnya.

Rasio keuangan adalah laporan yang digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan seperti efisiensi, likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas (kesanggupan melunasi hutang) dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Dalam hal ini, pihak bank tidak melihat adanya perbedaan antara usaha besar dengan UKM, semuanya diwajibkan untuk memenuhi persyaratan termasuk harus menyediakan laporan keuangan untuk dapat dijadikan dasar dalam memberikan pinjaman kepada calon debitor.

Di sisi lain hal ini menjadi kendala tersendiri, sebab UKM ternyata tidak mampu menyediakan informasi yang diperlukan oleh bank tersebut. Jika melihat persyaratan pemberian kredit pada hampir semua bank di Indonesia, laporan keuangan yang menggambarkan pendapatan dan beban usaha serta aset menjadi penentu untuk meyakinkan kelancaran pembayaran angsuran dan pengembalian pinjaman oleh calon debitur. Hal ini menjadi pertimbangan utama keputusan diterima atau tidaknya permohonan kredit oleh bank.

Dengan demikian praktik akuntansi sangat terkait dengan akses terhadap kredit UKM. Praktik akuntansi yang memadai akan memudahkan pelaku UKM untuk memberikan keyakinan kepada bank atau calon kreditur bahwa usaha dapat dijalankan dengan baik dan mereka pantas untuk dibiayai (feasible). Hal ini dapat menetapkan pelaku UKM dapat memenuhi persyaratan kredit/pembiayaan (bankable), dana yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan (accountable) dan usaha yang dijalankan dapat menguntungkan (profitable).

Sekali lagi laporan keuangan sangat menentukan banyak aspek dalam menjalankan sebuah organisasi. Untuk itu, Anda dapat mulai memperbaiki laporan keuangan Anda dengan pencatatan yang baik dan benar disini.

WhatsApp WhatsApp Sales