Geliat bisnis startup di Indonesia kian bergelora. Bahkan, tahun ini, Forbes mencatat ada sebelas orang Indonesia yang masuk dalam daftar “30 Under 30 Asia”. Hebatnya lagi, tujuh di antaranya adalah perusahaan startup dan dua di antaranya adalah perusahaan fintech yang menjadi sorotan di bidangnya. Fintech adalah financial technology yang memiliki fokus pada pengembangan teknologi jasa finansial. Beberapa tahun terakhir, startup fintech Indonesia merupakan salah satu area bisnis yang sedang berkembang pesat di tanah air. Apa yang menjadi alasannya? Sudah berkembang seperti apa startup fintech di Indonesia? Berikut penjelasannya.
Kehadiran fintech tak hanya mengubah industri finansial di Indonesia, tetapi juga industri bisnis secara keseluruhan. (Source: Unsplash)
-
Perubahan dalam transaksi keuangan
Meski area bisnis di Indonesia semakin berkembang, urusan finansial masih menjadi masalah yang kerap menghadang para pemilik bisnis dari berbagai kelas masyarakat. Teknologi yang sangat memengaruhi berbagai sektor turut mempengaruhi perkembangan transaksi keuangan. Jika beberapa dekade lalu negara kita masih mematok segi pembayaran secara cash-driven, hal tersebut tak lagi menjadi hal yang mutlak berlaku.
Teknologi menuntut perubahan paradigma dalam transaksi keuangan. Dengan menjamurnya e-commerce, dompet digital, hingga berbagai jasa keuangan, memaksa sistem penukaran finansial dari uang tunai ke uang digital. Perubahan ini tak ayal membuat para pelaku bisnis harus mempelajari berbagai hal ini demi kemajuan bisnis mereka. Solusi dalam tantangan keuangan inilah yang ditawarkan oleh startup fintech menjadi solusi kemudahan bagi mereka.
-
Ragam startup fintech Indonesia
Fintech startup Indonesia menawarkan banyak jenis, seperti payments (pembayaran), investasi, perencanaan keuangan, lending (pendanaan), riset keuangan, hingga App laporan keuangan. Dari segi pembayaran, Anda akan menemui berbagai perusahaan startup fintech jasa payment gateway Indonesia yang menyediakan jasa pembayaran, bitcoin, electronic money, sistem bebas transfer, hingga bayar tagihan.
Lalu, Anda juga kini akan banyak menemui perusahaan startup yang menawarkan Anda untuk berinvestasi secara online. Bukan reksa dana, melainkan investasi P2P lending atau peer to peer lending. Investasi peer to peer lending Indonesia adalah platform digital yang mempertemukan pihak yang membutuhkan pinjaman dengan pihak pemberi pinjaman, dengan harapan timbal balik yang kompetitif. Pada platform ini, Anda bisa saja menjadi pihak pengusaha yang membutuhkan modal ataupun pihak yang ingin berinvestasi secara individu.
-
Area fintech yang diramalkan akan kian berkembang
Dari data yang dihimpun Business Insider, ada beberapa area fintech yang diramalkan akan kian berkembang pada beberapa tahun mendatang. Area pertama adalah area fintech yang mengususng cloud solutions and improved processes. Hal ini terutama berpengaruh pada startup fintech yang mengandalkan aplikasi. Selanjutnya ada kecanggihan mesin dan teknologi. Perusahaan startup fintech yang terjun dalam kategori ini juga akan berkembang pesat. Yang terakhir adalah startup fintech dengan menawarkan penyedia jasa finansial yang beragam. Hal ini dipicu faktor pilihan konsumen dan segmentasinya yang semakin beragam.
Jadi, tidak menutup kemungkinan startup fintech bisa menggusur pemain perbankan tradisional. Meski memiliki jasa yang baik, adanya sistem perbankan digital juga menawarkan jasa yang sama dan dengan kemudahan akses yang lebih baik karena bisa melalui aplikasi. Begitu pula dengan penyedia jasa finansial yang beragam. Jika sebelumnya Anda hanya bisa melakukan pembukuan dan pengaturan karyawan dengan menggunakan dua sistem yang berbeda, software HR dan Akuntansi seperti Sleekr bisa melakukannya dalam satu aplikasi. Begitu juga ketika Anda ingin meminjam modal yang dulunya hanya bisa dilakukan di bank. Kini, Anda bisa mencoba sistem peer to peer lending, bukan?
-
Peran startup fintech Indonesia untuk bisnis lainnya
Kehadiran fintech tak hanya membawa perubahan pada industri finansial itu sendiri, tetapi juga industri bisnis lainnya. Sebagai contoh, katakanlah Anda adalah seorang pebisnis UKM yang sedang membutuhkan modal untuk mengembangkan usaha. Mengajukan pinjaman dana ke bank biasanya memakan waktu yang sangat lama, belum lagi berbagai persyaratan yang cukup banyak. Peer-to-peer lending dapat menjadi alternatif untuk Anda tempuh. Jika dibandingkan dengan bank, peer-to-peer lending memiliki proses yang relatif lebih mudah dan praktis sehingga memudahkan Anda dalam mendapatkan dana bisnis.
Selain itu, berkat fintech pula kini jenis pembayaran semakin beragam, mulai dari online banking, mobile banking, hingga metode top up seperti yang dilakukan oleh layanan transportasi berbasis online (Go-Pay dan GrabPay). Dengan begini, konsumen memiliki lebih banyak opsi sehingga pembayaran akan lebih mudah dilakukan. Adanya fintech membantu mereka untuk cashless sehingga tak perlu membawa banyak uang tunai.
-
Tantangan untuk startup fintech Indonesia
Meski meningkat pesat, tantangan untuk startup fintech Indonesia juga tinggi. Risikonya pun besar jika perusahaan-perusahaan ini tidak bisa membaca tren dan kemauan pasar dengan baik. Tingginya minat masyarakat untuk jasa finansial teknologi juga membuat menjamurnya startup fintech di tanah air. Tanpa perencanaan, modal, dan inovasi yang berkesinambungan, perusahaan ini juga bisa goyah.
Perencanaan keuangan yang baik juga bisa berguna untuk kelangsungan peningkatan potensi dari startup fintech ini. Kebanyakan startup fintech dimulai dengan staf dalam jumlah yang kecil. Manajemen keuangan yang baik bisa membuat perusahaan lebih bisa mengatur modal dan menjalankan bisnisnya dengan lebih terarah.
Pastikan saja ketika Anda ingin memulai bisnis startup fintech atau menggunakan jasa startup fintech, kondisi keuangan juga terawasi dengan baik. Anda bisa memulai pengaturan keuangan perusahaan dan pengaturan karyawan dengan mudah jika Anda menggunakan Mekari Jurnal. Ada beberapa paket yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan bujet serta kebutuhan. Daftar sekarang juga!