Dewasa ini banyak perusahaan yang mulai menggunakan sistem kerja fleksibel, di mana karyawan dapat memilih secara bebas jam kerja yang akan mereka gunakan untuk mengerjakan tugas-tugas kantor. Sehingga tidak heran jika saat ini bekerja tidak melulu diartikan sebagai datang ke kantor jam 8 pagi dan pulang jam 4 sore. Perusahaan modern mulai menilai kinerja karyawan dari hasil pekerjaan mereka yang selesai tepat waktu dengan hasil yang baik, bukan dari lamanya karyawan masuk ke kantor setiap hari.
Meskipun hingga saat ini terbukti memiliki banyak keuntungan dari beberapa segi, jam kerja fleksibel juga mendapatkan kontra dari beberapa pihak. Banyak artikel dan penelitian yang menyebutkan beberapa risiko yang harus dihadapi jika menggunakan sistem ini. Sehingga selain pro, pihak yang kontra pun tetap ada. Anda sebagai HR lebih baik mengetahui seluk beluk sistem jam kerja fleksibel ini, apalagi jika perusahaan Anda memiliki wacana untuk beralih ke sistem kerja yang satu ini.
-
Kenapa Pro Terhadap Jam Kerja Fleksibel?
a. Meningkatkan produktivitas karyawan dan perusahaan
Karyawan yang memiliki jam kerja fleksibel akan memengaruhi manajemen waktu mereka menjadi lebih baik. Para karyawan dapat membagi waktu mereka antara pekerjaan dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Apalagi jika suami dan istri sama-sama bekerja. Sehingga dampak baiknya adalah produktivitas mereka juga akan meningkat. Mereka akan lebih fokus dalam mengerjakan tugas-tugas mereka karena mereka akan memilih waktu paling kondusif untuk bekerja.
b. Menurunkan tingkat stress karyawan
Karyawan di perusahaan Anda akan memiliki tingkat stres yang lebih rendah ketika menggunakan sistem jam kerja fleksibel. Karena hal ini juga berhubungan dengan poin sebelumnya, yaitu manajemen waktu yang baik. Karyawan lebih mudah mengatur kapan waktunya liburan dan kapan harus bekerja. Bisa jadi karyawan tidak membutuhkan cuti liburan sama sekali karena mereka lebih mudah mengalokasikan waktu untuk berlibur. Selain itu, mereka juga tidak perlu menghadapi kemacetan setiap hari untuk berangkat ke kantor. Sehingga tingkat stress mereka dapat berkurang.
c. Meningkatkan tanggung jawab karyawan
Karyawan akan lebih bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu daripada ketika mereka masuk kantor namun banyak gangguan yang dihadapi. Hal tersebut merupakan salah satu keuntungan perusahaan yang memiliki orientasi hasil daripada orientasi waktu atau lama kerja. Perusahaan juga tidak perlu memantau ketertiban kedatangan karyawan karena tidak akan ada karyawan yang terlambat datang.
d. Menghindari konflik di kantor
Antar karyawan bekerja secara mandiri di rumah masing-masing, sehingga pertemuan dengan teman satu perusahaan juga akan lebih jarang. Memang hal tersebut akan menyulitkan mereka dalam komunikasi, namun teknologi yang tepat akan tetap bisa memudahkan mereka berinteraksi. Dan yang terpenting adalah, dengan tidak seringnya mereka bertemu, potensi konflik dapat dihindari.
e. Mengurangi biaya transportasi sehari-hari
Bekerja di rumah tentu saja akan mengurangi biaya hidup karyawan sehari-hari karena mereka tidak perlu lagi mengalokasikan gaji mereka untuk transportasi. Hal ini akan cocok bagi perusahaan yang memiliki banyak karyawan dari luar daerah yang butuh jarak tempuh rata-rata 30 menit – 1 jam perjalanan dengan motor. Begitu juga dengan kemacetan, dapat berkurang secara tidak langsung.
-
Alasan Kontra Terhadap Jam Kerja Fleksibel
a. Perasaan bersalah karyawan
Akibat adanya jam kerja fleksibel ini, tidak sedikit juga karyawan yang justru lebih mudah resah. Mereka yang mengalami hal ini biasanya karena rasa bersalah yang terus meliputi hati mereka. Karena rasa bersalah itulah, mereka akan bekerja lebih lama daripada karyawan pada umumnya untuk membuktikan bahwa bekerja di rumah memiliki hasil yang sama atau bahkan lebih baik daripada bekerja di kantor. Mereka juga merasa harus membuktikan keseriusan mereka meskipun hal tersebut tidak menjadi tuntutan perusahaan.
b. Jam lembur berlebihan
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, efek secara tidak langsung yang terjadi adalah jam lembur yang diambil terlalu banyak. Menurut penelitian, karyawan yang memiliki jam kerja fleksibel cenderung melakukan lembur rata-rata 4 jam lebih lama daripada karyawan dengan sistem nine to five atau shift. Padahal mungkin perusahaan memiliki ketentuan yang justru tidak menganjurkan karyawannya lembur terlalu lama.
c. Kesulitan koordinasi dengan tim kerja
Meskipun komunikasi dan interaksi mereka tidak terbatas, namun jarang bertemu juga akan memiliki potensi sulitnya berkoordinasi. Padahal koordinasi yang baik menjadi salah satu faktor besar dalam meningkatkan kepuasan kinerja karyawan di perusahaan. Tidak hanya dengan sesama karyawan, mereka juga akan sulit menerima tugas kompleks dari perusahaan.
d. Tuntutan klien yang sewaktu-waktu datang
Karyawan yang memiliki jam kerja fleksibel dapat diartikan oleh klien atau konsumen bahwa mereka dapat siaga setiap waktu. Akibatnya, klien atau pelanggan akan memiliki harapan untuk terus dilayani kapanpun mereka butuh informasi. Nantinya mereka akan sulit mendapatkan waktu istirahat yang layak.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa jam kerja fleksibel karyawan masih memiliki sisi negatif meskipun juga memiliki banyak sisi positif. Semua tergantung pada perusahaan Anda. Apakah karakteristiknya memang cocok untuk jam kerja fleksibel atau jam kerja yang teratur. Namun jika Anda sudah mantap ingin menggunakan sistem jam kerja fleksibel, kami sarankan untuk menggunakan aplikasi karyawan yang memiliki sistem management timesheet, seperti Mekari Talenta. Talenta sendiri sudah banyak membantu mengelola karyawan dan merekapitulasi data absensi dengan berbagai sistem kerja, salah satunya sistem timesheet harian. Yuk ketahui berbagai fitur pengelolaan karyawan serta informasi secara lebih lengkap dan jelas tentang Mekari Talenta di sini!