Kapan Seharusnya Anda Mendirikan Departemen HRD di Perusahaan?

Pada masa-masa awal membangun bisnis, seorang entrepreneur sering kali harus mengemban banyak peran sekaligus. Seiring dengan berjalannya waktu dan bisnis yang mengalami perkembangan, jumlah karyawan pun akan ikut bertambah. Di satu sisi, Anda bisa membagi peran Anda kepada karyawan-karyawan tersebut. Di sisi lain, bertambahnya jumlah karyawan sebenarnya juga membuat Anda mengemban satu peran baru, yakni sebagai Human Resources.

Awalnya, Anda mungkin merasa masih mampu untuk menangani peran baru tersebut. Namun, lama kelamaan Anda mulai merasa ragu, tetapi Anda juga tak sepenuhnya yakin untuk mendirikan departemen HRD di perusahaan. Anda berpikir bahwa departemen HRD akan terkesan “berlebihan” dengan jumlah karyawan yang belum seberapa. Daripada terus bertanya-tanya, sebaiknya Anda simak tanda-tanda berikut ini untuk memastikan bahwa bisnis Anda memang membutuhkan departemen HRD baru.

  1. Meminta Karyawan untuk Mengurusi Divisi HR

    Mengurus hal-hal yang berkaitan dengan HR tidaklah semudah kelihatannya. Dibutuhkan skill khusus untuk mengemban tanggung jawab tersebut. Karenanya, Anda tak bisa seenaknya meminta karyawan siapa pun untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan HR. Jika terus dilakukan, hal ini justru akan merugikan bisnis Anda. Hal ini pernah disaksikan langsung oleh Lovely Kaur, founder dari ShieldX, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang cloud security.

    Ia pernah membantu startup yang CEO-nya juga melakukan tugas-tugas HR walaupun ia tak memiliki background HR sama sekali. CEO ini sedang menekan budget, tetapi ia tidak mempertimbangkan biaya-biaya yang sangat mungkin dikeluarkan untuk keperluan HR. Oleh sebab itu, jika Anda mulai kewalahan dengan hal-hal yang berkaitan dengan HR, sebaiknya rekrutlah orang yang memang memiliki skill dalam hal tersebut. Ia akan membantu Anda dan perusahaan agar “selamat” dari masalah yang bisa disebabkan oleh buruknya pengelolaan HR.

    Baca juga: 4 Tips Menjadi HR Andalan yang Dicintai Karyawan

  2. Karyawan di Perusahaan Tidak Proaktif

    Pada masa awal berdiri, sebuah bisnis biasanya tidak memiliki karyawan khusus yang menangani hal-hal terkait HR secara full time. Jadi, ketika terjadi suatu masalah, para karyawan yang terlibat dalam bisnis akan bereaksi dengan mengambil peran HR. Hal inilah yang biasanya akan menimbulkan ketimpangan dalam sistem bisnis. Artinya, karyawan baru akan bereaksi apabila terjadi suatu masalah, bukannya bertindak lebih awal untuk mencegah.

    Di sinilah departemen HRD sebetulnya bisa membantu Anda. Departemen HRD mendukung target bisnis Anda dengan memastikan bahwa seluruh sistem, program, dan peraturan selalu ditaati, dijalani, sekaligus mampu memotivasi karyawan untuk memberikan performa terbaiknya.

Karyawan yang tidak proaktif bisa menjadi salah satu pertanda bahwa perusahaan Anda butuh Departemen HRD. 

  1. Hanya Mengandalkan Software Tertentu

    Software khusus HR seperti Talenta memang dapat membantu Anda untuk mengurusi hal-hal terkait HR secara mudah dan praktis. Anda bisa melacak absensi setiap karyawan, membuat slip gaji, hingga melakukan penghitungan pajak. Namun, bukan berarti software tersebut menggantikan fungsi Departemen HRD. Software HR memfasilitasi proses transisi HR dari yang semula mengerjakan hal-hal berbau administrasi agar menjadi lebih strategis.

    Dengan mendirikan departemen HRD sedini mungkin, ditambah dengan pemakaian software Sleekr HR, Anda bisa fokus merekrut orang-orang yang tepat untuk perusahaan. Anda pun bisa menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi karyawan dan mendirikan budaya perusahaan yang positif.

    Baca juga: 4 Alasan Indonesia Membutuhkan Software HRD dan Payroll

  2. Pengeluaran Perusahaan Mulai Membengkak

    Apabila Anda memotong budget untuk hal-hal yang berkaitan dengan HR, Anda justru akan menghadapi risiko hukum yang bisa membuat Anda mengeluarkan lebih banyak uang. Di Indonesia, proses menggaji hingga cuti karyawan memiliki peraturan tersendiri berdasarkan undang-undang. Semakin banyak karyawan, semakin banyak pula keputusan yang harus diambil, maka semakin besar risiko yang dihadapi.

    Departemen HRD memiliki pengetahuan terhadap hal-hal legal seperti itu. Mereka akan aktif memberi Anda informasi terkait kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan HR. Tanpa departemen HRD, Anda bisa saja tidak aware terhadap hal-hal tersebut. Jika karyawan menyadari adanya ketidaksesuaian dengan peraturan pemerintah, bukan tidak mungkin mereka akan mengajukan protes dan membuat Anda harus mengeluarkan biaya yang merugikan bisnis.

Semoga penjelasan di atas dapat membantu Anda untuk mempertimbangkan pembentukan departemen HRD di perusahaan. Sama seperti departemen yang lain, HRD juga dapat membantu bisnis Anda untuk terus maju dan berkembang. Jadi, rekrutlah karyawan yang memang memiliki skill dan background HRD yang mumpuni. Untuk mencoba fitur dalam Talenta, dapatkan informasi secara lebih lengkap dan jelas tentang Mekari Talenta di sini!

WhatsApp WhatsApp Sales