Dalam berbisnis, mengontrol keuangan adalah langkah penting yang harus mendapatkan perhatian khusus. Jika tidak, hal tersebut bisa berimbas pada bisnis yang sedang Anda jalankan. Keuangan harus Anda kontrol semaksimal mungkin agar bisnis tetap berjalan. Salah satu cara mengontrol keuangan perusahaan adalah dengan membuat laporan kas. Pencatatan kas diperlukan untuk mengetahui transaksi apa saja yang dilakukan selama periode masa akuntansi berjalan. Dalam menyusun kas akuntansi, ada dua jenis yang wajib Anda ketahui, yakni kas kecil dan kas bank.
Kas kecil atau petty cash ini, jumlahnya relatif lebih kecil daripada kas yang ada di bank dan tujuannya hanya digunakan untuk kepentingan operasional perusahaan. Namun, daripada itu, ada beberapa manfaat pembuatan kas kecil ini. Berikut beberapa di antaranya.
-
Pembelian Perlengkapan Kantor
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan yang Anda jalankan pasti memerlukan beberapa perlengkapan yang harus dibeli. Tentu saja selain perlengkapan berupa aktiva tetap, ada perlengkapan yang sifatnya mendadak dan mudah habis. Agar kegiatan operasional perusahaan tetap dapat berjalan, tentu Anda harus membelinya saat itu juga, bukan? Di sinilah kegunaan kas kecil, Anda bisa membeli keperluan mendadak dari uang tersebut.
Baca juga: 5 Tips Penting Laporan Cashflow Perusahaan bagi Bisnis UMKM
-
Efisiensi Waktu
Pada perusahaan besar, umumnya proses pencairan uang relatif lebih lama karena harus melalui beberapa tahapan hingga proposal disetujui dan uang cair. Apa jadinya jika perlengkapan yang harus dibeli bersifat cukup penting sehingga bisa-bisa kegiatan perusahaan akan terhenti jika perlengkapan tersebut tidak ada? Kalau harus menunggu hingga uang cair, tentu akan membuang-buang waktu.
Namun, dengan uang kas, Anda bisa mengambilnya dari situ dan saat itu juga sehingga aktivitas ini bisa dilakukan secara cepat tanpa perlu menunggu ini itu. Salah satu cara mencatat kas kecil ini adalah dengan metode Imperest. Metode ini dilakukan dengan memegang prinsip bahwa jumlah rekening kas kecil selalu tetap berdasarkan dana yang dialokasikan dari kas bank atau kas besar. Oleh sebab itu, kas kecil harus memiliki bukti transaksi setiap kali melakukan pengeluaran.
Baca juga: 3 Tips Merancang Cash Flow Ideal bagi UKM
-
Contoh Penghitungan Kas Kecil
Pada tanggal 1 Agustus, sebanyak dana Rp1.000.000 dari kas besar dialokasikan untuk kas kecil selama bulan tersebut. Lalu, pada tanggal 10 Agustus, tinta printer perusahaan habis sehingga harus diisi saat itu juga untuk keperluan mencetak surat kontrak dengan klien. Harganya sebesar Rp 200.000. Selanjutnya, pada tanggal 20 Agustus, Anda memerlukan pembelian sepuluh materai untuk kepentingan kontrak tersebut sebesar Rp 75.000. Mendekati akhir bulan, pada tanggal 25 Agustus, tisu kantor habis sehingga harus membelinya sebesar Rp 50.000. Maka, pencatatannya menjadi seperti ini:
Sekarang Anda sudah tahu pentingnya menyusun kas kecil demi kelangsungan bisnis Anda. Jadi, mau tidak mau Anda harus membuatnya secara teratur. Dengan begitu, Anda bisa tahu apa saja transaksi yang telah dilakukan waktu itu dan juga mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Ketika ada kebutuhan mendadak yang sifatnya “kecil”, Anda bisa langsung memakai uang kas kecil ini tanpa membuat finansial perusahaan terganggu.Dalam mencatat jurnal untuk petty cash, semua transaksi harus dikumpulkan terlebih dahulu kemudian baru dicatat pada akhir bulan berlangsung. Oleh sebab itu, setiap kali melakukan pembayaran, selalu simpan bukti nota atau kuitansi agar Anda tidak lupa ketika membuat laporan kas kecil. Untuk memudahkan pengelolaan berbagai kebutuhan akuntansi dan laporan keuangan perusahaan Anda, gunakan Mekari Jurnal. Cari tahu bagaimana Mekari Jurnal dapat membantu Anda di sini.