Rencana membangun perusahaan tidak selamanya semudah yang diharapkan. Tidak dipungkiri bahwa berbagai masalah akan datang menghampiri seiring berjalannya waktu. Tak menutup kemungkinan, hal ini dapat membawa perusahaan pada titik keterpurukan yang bahkan bisa membuat seorang pengusaha putus asa seakan-akan perusahaan sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Di saat-saat inilah strategi restrukturisasi perusahaan diperlukan.
Pengertian restrukturisasi adalah usaha untuk mengubah struktur perusahaan dengan tujuan memperbaiki kondisi perusahaan sehingga kinerjanya bisa meningkat. Strategi restrukturisasi ada bermacam-macam, bisa berupa mengurangi jumlah karyawan maupun mengubah sistem manajemen yang selama ini berjalan. Banyak perusahaan dan badan usaha di Indonesia yang pernah melakukan restrukturisasi, salah satu contohnya Garuda Indonesia.
Bagaimana Garuda Indonesia menerapkan strategi restrukturisasi? (Source: commons.wikimedia.org)
-
Garuda Indonesia, Maskapai Terbesar di Indonesia Juga Pernah Mengalami Keterpurukan
Siapa yang tak kenal maskapai satu ini? Sebelum namanya menjadi sepopuler sekarang, maskapai penerbangan milik pemerintah ini juga pernah mengalami keterpurukan. Bayangkan saja, Garuda Indonesia pernah nyaris bangkrut karena memiliki utang yang menumpuk. Pada tahun 2004, tercatat bahwa maskapai penerbangan ini mengalami kerugian hingga 800 miliar rupiah. Sungguh jumlah yang sangat fantastis, bukan? Belum lagi hutang yang berjumlah 868 juta dolar Amerika. Ditambah lagi performa kerja yang kurang baik dengan banyaknya keterlambatan yang dilakukannya sehingga membuat maskapai ini mendapat reputasi yang buruk tak hanya di mata pelanggan, tapi juga dunia internasional.
Baca juga : 5 Tips Utama Membentuk Lingkungan Kerja Kondusif di Perusahaan
Namun, itu bukanlah akhir dari Garuda Indonesia. Pada tahun 2005, Garuda merekrut Direktur Utama yang baru, Emirsyah Satar. Di tahun inilah gebrakan-gebrakan mulai dilakukan oleh Garuda. Langkah pertama yang dilakukannya adalah restrukturisasi. Restrukturisasi dilakukan secara menyeluruh pada seluruh sektor perusahaan, salah satunya dalam bidang manajemen. Sebelumnya, sistem manajemennya adalah 1:3,4, yang artinya satu manajemen membawahi 3,4 orang staf. Setelah restrukturisasi, sistem ini berubah menjadi 1:7, yang mana satu manajemen memimpin tujuh orang staf. Hal ini bertujuan agar info yang ada di lapangan bisa tersalurkan secara langsung.
Selain mengubah sistem manajemen, pemangkasan lapisan organisasi juga dilakukan. Hal ini dilakukan karena lapisan struktur perusahaan dinilai terlalu banyak sehingga menyebabkan proses komunikasi lambat dan birokrasi yang berbelit-belit. Dengan memangkas beberapa lapisan organisasi, komunikasi bisa menjadi lebih cepat dan proses birokrasi dapat dilakukan dengan efisien.
Baca juga: Meningkatkan Kualitas Departemen HR Melalui Strategi Marketing
Berkat strategi restrukturisasi, Garuda Indonesia berhasil mendapatkan kepercayaan pelanggan kembali. (Source: commons.wikimedia.org)
-
Perlahan tapi Pasti, Restrukturisasi Membuahkan Hasil
Adanya perubahan sistem manajemen sehingga perusahaan dapat melihat secara langsung apa yang terjadi di lapangan, membuat performa kinerja Garuda Indonesia meningkat. Hal ini ikut dirasakan oleh para penumpangnya. Garuda Indonesia yang semula sering mengalami keterlambatan kini sudah tidak lagi. Pada tahun 2007, OTP (On Time Performance) atau rasio ketepatan waktu penerbangan Garuda berada di bawah angka 70%, namun saat ini angka OTP sudah berada di atas 90%. Tak heran, peningkatan performa kinerja ini membuat Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan The World’s Most Improved Airlines dari SkyTrax.
Tak hanya OTP, Garuda juga kembali mendapat kepercayaan para pelanggannya sehingga lama kelamaan pun pelanggannya juga semakin meningkat. Jumlah pelanggan yang meningkat diiringi dengan permintaan penerbangan yang tinggi pula, membuat Garuda pun semakin melebarkan sayapnya hingga ke Amsterdam dan juga menambah jumlah penerbangan hingga 311 setiap harinya.
Keberhasilan Garuda Indonesia dalam membuktikan pada dunia bahwa ia mampu bangkit dari keterpurukan hingga berada pada kondisi yang sekarang ini membuatnya dianugerahi penghargaan Airlines Turnaround of The Year oleh Centre for Asia Pacific.
Jadi, dapat Anda lihat bahwa restrukturisasi dapat membawa kondisi perusahaan dari keterpurukan menuju kejayaan. Namun, ingat, sebelum melakukan restrukturisasi, sebaiknya Anda mengetahui penyebab keterpurukan yang menimpa perusahaan Anda sehingga strategi yang Anda ambil bisa tepat guna.
Talenta merupakan sebuah platform bisnis berbasis komputasi awan yang terdiri dari software HR dan pengelolaan karyawan lainnya yang membantu bisnis untuk memiliki lingkungan kerja yang efektif dan efisien. Untuk mengetahui berbagai fitur lainnya hubungi tim Talenta sekarang juga!