6 Hal yang Sebaiknya Tak Anda Lakukan Ketika Merekrut Karyawan dari Kalangan Millennial

Millennials are everywhere. Dilansir dari situs thebalance.com, laporan Talent Trends 2015 dari LinkedIn memprediksi bahwa kaum millennial akan memenuhi 50% lingkungan kerja pada tahun 2020. Mau tak mau, Anda “dipaksa” untuk memberi perhatian lebih terhadap proses merekrut karyawan agar kaum millennial mau mendaftar dan bekerja untuk Anda.

Pasalnya, kaum millennial memiliki karakter dan mengusung nilai-nilai yang berbeda dari generasi sebelumnya, sehingga Anda harus mengubah mindset Anda seperti seorang millennial apabila ingin merekrut karyawan dari kalangan mereka. Dari berbagai strategi yang ada, setidaknya Anda harus menghindari beberapa kesalahan berikut ini. 

Beberapa kesalahan yang harus dihindari ketika merekrut karyawan di perusahaan

Merekrut karyawan

Dunia kerja akan banyak dimasuki oleh kaum millennial. (Source: apptentive.com)

  1. Tidak Memberikan Deskripsi Pekerjaan yang Jelas

    Anda sudah dipastikan kalah dalam persaingan mendapatkan karyawan millennial jika mencantumkan deksripsi lowongan pekerjaan yang kurang jelas. Saat menulis lowongan pekerjaan, jangan hanya mencantumkan tugas dan tanggung jawab yang harus kandidat Anda emban, tapi jelaskan pula alasan mengapa mereka harus bekerja di tempat Anda. Apabila perlu, berilah range gaji yang akan Anda berikan pula. Selain itu, perlu diingat bahwa mayoritas kaum millennial lebih suka jika Anda menggunakan email untuk menghubungi mereka.

  2. Mengabaikan Budaya Perusahaan

    Kaum millennial sangat peduli dengan budaya perusahaan, termasuk di dalamnya adalah lingkungan dan orang-orang yang bekerja di perusahaan Anda. Memperlihatkan budaya dan nilai perusahaan akan membantu kaum millennial membentuk opini tentang Anda. Misalnya, Anda bisa membuat blog yang ditulis oleh para karyawan Andda sendiri, membuat tur virtual kantor pada website, dan memberikan konten-konten bersifat behind the scene pada media sosial perusahaan Anda.

    Baca juga: 5 Tips Membangun Budaya Perusahaan yang Baik

  3. Tidak Memberi Feedback Setelah Interview

    Masih dari laporan Talent Trends 2015 dari LinkedIn yang dilansir oleh situs thebalance.com, sebanyak 95% millennial ingin mengetahui apa yang Anda pikirkan tentang mereka setelah interview. Lebih dari sekadar rasa ingin tahu, mereka membutuhkan feedback tersebut agar bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri untuk interview selanjutnya. Bukan tidak mungkin ketika Anda membuka lowongan untuk merekrut karyawan baru, mereka akan kembali dengan pengetahuan dan kemampuan yang telah meningkat.

Merekrut karyawan

Kaum millennial sangat terhubung dengan dunia online. (Source: insnerds.com)

  1. Tidak Mengikutsertakan Unsur Digital

    Salah satu hal yang membuat kaum millennial menonjol dari generasi lainnya adalah ketertarikan mereka untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara online, terutama di media sosial. Nah, Anda bisa memanfaatkan tersebut untuk merekrut karyawan dari generasi mereka. Sebarkan informasi lowongan pekerjaan Anda melalui Facebook, Twitter, LinkedIn, atau platform digital lain. Tunjukkan bahwa perusahaan Anda mengakomodasi kebutuhan para karyawan yang digital savvy seperti mereka,

    Baca juga: 4 Cara Tingkatkan Fungsi HR Melalui Teknologi Mobile

  2. Hanya Mengunggulkan Gaji

    Situs businessnewsdaily.com mengatakan riset menunjukkan dari waktu ke waktu bahwa uang tak lagi menjadi faktor paling penting yang dipertimbangkan kaum millennial dalam memilih pekerjaan. Mereka cenderung lebih peduli terhadap teamwork dan kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang bermakna. Jadi, jika Anda memang ingin merekrut karyawan terbaik dari kaum millennial, penting bagi Anda untuk menunjukkan nilai perusahaan Anda dan kesempatan untuk membangun suatu komunitas bersama tim Anda.

    Baca juga : 5 Cara Rekrutmen Kreatif di Perusahaan

  3. Tidak Memberikan Jalur Karir yang Jelas

    Selain budaya dan nilai perusahaan, kaum millennial juga ingin tahu apakah mereka memiliki ruang untuk berkembang di perusahaan Anda. Dengan kata lain, mereka sangat tertarik dengan rencana karir jangka panjang dan adanya kesempatan untuk mencapai tujuan karir tersebut. Karenanya, penting bagi Anda untuk menyusun sebuah jalur atau tahapan karir yang bisa dicapai oleh para kaum millennial jika bekerja di perusahaan Anda.

    Baca juga : 5 Tren Rekrutmen 2017 Yang Akan Anda Temui!

Itulah beberapa kesalahan yang wajib Anda hindari saat merekrut karyawan dari kaum millennial. Agar proses rekrutmen berjalan maksimal, serahkan pekerjaan administrasi HR Anda kepada software khusus seperti Sleekr HR. Menggunakan sistem berbasis cloud, Anda bisa mengakses Sleekr HR dari mana saja. Kaum millennial pasti akan terkesan dengan software satu ini apabila mereka bekerja di tempat Anda!

WhatsApp WhatsApp Sales